Kreativitas dan Eksklusifitas Cultura ala Yuza - Meski terasa kesan kulturnya, guratan desain Yuza tetap dikemas dalam bentuk lebih modern sesuai perkembangan mode zaman sekarang. Sebenarnya Yuza sudah mulai bisnis busananya sejak tahun 2008 yang lalu, ketika ia baru mendapatkan gelar sarjana teknologi industri. Yuza kemudian pulang kampung ke Kudus dan mendapatkan dukungan secara moral dari adik Yuza satu satunya untuk melanjutkan usaha dengan hanya mengandalkan modal nekat.
Dalam setiap rancangannya, Yuza membuat konsep dengan mengkombinasikan motif bordir khas Kudus dengan motif-motif bordir kuno yang diadopsi dari kebaya Melayu dan motif etnis Tionghoa. Dengan bertambahnya pengetahuan dan kreativitasnya, dia mulai menikmati perjalanan eksplorasi berbisnis batik yang lalu dijualnya pada kisaran harga antara Rp.80.000 sampai Rp.500.000 untuk setiap helainya.
Untuk terus mengembangkan bisnis pakaian batiknya,Cultura terus melakukan promosi. Promosi nya sendiri dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari bazar yang dielenggarakan dari mal satu ke mal lainnya,menjadi sponsor beberapa kelompok musik, hingga mengirimkan pesan broadcasting pada berbagai media sosial. Upaya tersebut akhirnya berhasil menaikkan pendapatan Yuza, yang setiap bulannya bisa mengantongi paling tidak Rp.10 juta sampai Rp.15 juta
Tapi Yuza merendah dengan mengatakan bahwa semua hasil kerja kerasnya itu hanyalah sebatas pada angka. Hal yang terpenting bagi seorang Yuza adalah dedikasi untuk terus mencintai budaya negeri sendiri dan tetap komitmen untuk terus membantu banyak orang. Bagi Yuza, dua hal itu telah menjadi sesuatu yang tak ternilai harganya. [pk/ya]
No comments:
Post a Comment