Konveksi Cumi Cumi |
Kisah Para Pengusaha Konveksi di Jalan Cumi Cumi (Bagian 1) Coba anda perhatikan pakaian kini sedang anda gunakan. Besar kemungkinan jika pakaian yang kita gunakan saat ini adalah hasil jahitan dari tempat ini. Pakaian seperti jas, kebaya, baju safari, baju dinas sampai dengan baju sekolah banyak diproduksi secara besar besaran di sebuah jalan bernama Jalan Cumi cumi ini. Meski jalannya tidak terlalu panjang, Cumi-cumi dikenal sebagai kawasan dari para tukang jahit dan pengusaha konveksi.
Di kawasan ini ada sekitar 20 buah tempat jahit. Salah satunya adalah Japi Jaya Taylor. Tempat yang telah dibuka sejak 20 tahun silam ini memproduksi berbagai macam pakaian seperti jas, baju sapari sampai dengan seragam sekolah. Pemilik Japi Jaya Taylor, Kamaruddin, 40 tahun, mulai membuka tempat jahit ini di tahun 1987 silam. Waktu pertama kali membuka usahanya, dia hanya mempunyai satu buah mesin jahit saja.
Sehubungan dengan berkembangnya usaha miliknya, lelaki asal soppeng itu kini sudah mempunyai 20 buah mesin jahit. Bahkan dia juga tengah membuka sebuah tempat kursus jahit menjahit. Omset Kamaruddin juga tergolong cukup besar. Dia bisa mendapatkan keuntungan bersih mulai dai Rp.3 juta hingga Rp.5 juta per bulan. Usaha jahit yang digelutinya ini cukup menjanjikan. Apalagi usaha ini dapat dikembangkan menjadi lebih besar lagi dengan cara membuka tempat kursus jahit.
Kamaruddin mengatakan bahwa membuka kursus jahit dimaksudkan olehnya untuk membuka peluang bagi orang lain bila mereka ingin membuka usaha taylor atau bagi mereka yang ingin bekerja di tempat jahit lainnya.Untuk kursus jahit sendiri dia mematok harga cukup dengan mengeluarkan Rp500 ribu selama tiga bulan.
Bersambung
No comments:
Post a Comment