Ahli dalam dunia konveksi pembuatan kaos oblong, wangky ( polo shirt ), jaket, sweater dan apparel lainnya.
Friday, March 30, 2012
"KONVEKSI" BANDUNG makloon
Nah saat ini kita membahas apa itu makloon, bukan harap makloon yaaaa...hehehehe
konveksi bandung sangatlah banyak, bukan banyak lagi tapi udah menjadi syarat kalo di bandung itu banjir pengrajin pakaian. dari mulai bordir, sablon, payet,jahit, hingga finishing.
Ada beberapa hal bagaimana kita melakukan makloon kepada orang lain, pertama jangan lupa bismillah dulu..hehehe itu mah rada wajib.
kita pilih dulu harga patokan yang kita inginkan, jangan tergiur dengan alasan para pengrajin klo harga ini atau itu, cobalah tetap teguh pada pendirian, apabila tidak cocok dalam hati, jangan anda lakukan, carilah lagi tempat makloon yang sesuai dengan karakter anda dari sisi harga maupun prilaku pengraji. Banyak daerah home industry yang ada di bandung diantaranya cicadas, cijerah, majlaya, soreang, banjaran, suci, cicaheum, antapani.wahhh masih banyak lagi dah...
Nego harga sangat penting untuk HPP anda, setelah cocok harga barulah anda lakukan apa yang namanya penanda tanganan MOU dengan itu anda bisa komplen jika hasilnya tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama.
Jadi intinya makloon itu menyuruh orang lain mengerjakan pekerjaan kita...gitu meren hehehhe
konveksi bandung sangatlah banyak, bukan banyak lagi tapi udah menjadi syarat kalo di bandung itu banjir pengrajin pakaian. dari mulai bordir, sablon, payet,jahit, hingga finishing.
Ada beberapa hal bagaimana kita melakukan makloon kepada orang lain, pertama jangan lupa bismillah dulu..hehehe itu mah rada wajib.
kita pilih dulu harga patokan yang kita inginkan, jangan tergiur dengan alasan para pengrajin klo harga ini atau itu, cobalah tetap teguh pada pendirian, apabila tidak cocok dalam hati, jangan anda lakukan, carilah lagi tempat makloon yang sesuai dengan karakter anda dari sisi harga maupun prilaku pengraji. Banyak daerah home industry yang ada di bandung diantaranya cicadas, cijerah, majlaya, soreang, banjaran, suci, cicaheum, antapani.wahhh masih banyak lagi dah...
Nego harga sangat penting untuk HPP anda, setelah cocok harga barulah anda lakukan apa yang namanya penanda tanganan MOU dengan itu anda bisa komplen jika hasilnya tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama.
Jadi intinya makloon itu menyuruh orang lain mengerjakan pekerjaan kita...gitu meren hehehhe
Thursday, March 29, 2012
"KONVEKSI" BANDUNG BAJU Olah Raga
Konveksi Bnadung dapat memproduksi Baju olah raga, dimana baju olah raga merupakan pakaian yang sangat penting bagi kebutuhan seklah ataupun instansi, kami insya Allah dapat membatu bapak/ibu untuk memproduksi baju olah raga atau training, contoh training ini dapat kami produksi, gambar dan warna design dapat di sesuaikan dengan keinginan konsumen.
Wednesday, March 28, 2012
"KONVEKSI" BANDUNG BAJU Hotel
Konveksi Bandung bisa membuat beberapa baju hotel contohnya seperti gambar dibawah ini, modifikasi gambar atau design bisa dilakukan tergantung keinginan konsumen, harga terjangkau dan bisa lebih murah tergantung dari kualitas bahan yang akan digunakan, semakin bagus bahan yang digunakan maka harga akan naik.
"KONVEKSI" BANDUNG Jenis-Jenis Harga
Untuk Mengetahui Jenis Barang yang akan anda pesan anda dapat melihat harga kami disini, bandingkan harga kam, diskon 10%
Check Harga
Check Harga
Tuesday, March 13, 2012
kisah bob sadino
Konveksi Bandung - Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha dari Indonesia yang melakukan bisnis di bidang pangan dan ternak. Dia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari keluarga kaya. Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Ketika orang tuanya meninggal, Bob yang berusia 19 tahun keluarganya mewarisi seluruh properti karena saudara lainnya dianggap untuk menetap.
Bob kemudian menghabiskan sebagian besar uangnya untuk melakukan perjalanan di seluruh dunia. Dalam perjalanan, dia berhenti di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di London Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Meskipun tinggal di Belanda, Bob bertemu pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Dia membawa dua Mercedes, dibuat pada tahun 1960. Salah satu yang dia menjual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap menyimpan. Setelah tinggal lama dan tinggal di Indonesia, Bob memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara independen.
Pekerjaan dilakoninya pertama setelah meninggalkan perusahaan penyewaan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri menjadi sopirnya. Tapi sayangnya, saat mendapat kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tidak ada uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp 100. Dia juga memiliki mengalami depresi karena tekanan dari pengalaman hidup.
Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresinya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam yang muncul kewirausahaan inspirasi. Dia melihat kehidupan ternak ayam. Dia terinspirasi, ayam hanya bisa berjuang untuk hidup, manusia bisa.
Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telur. Dalam satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana ada banyak orang asing menetap.
Tak jarang pelanggan pasangan disalahgunakan, orang asing babu sekalipun. Tetapi mereka mencerminkan diri mereka sendiri, meningkatkan layanan. Perubahan drastis yang terjadi pada Bob, seorang pelayan dari pribadi feodal. Setelah itu, dari waktu ke waktu berambut perak Bob, menjadi pemilik tunggal dari toko bahan makanan (supermarket) Kem Chicks. Dia selalu terlihat sederhana dengan lengan pendek dan celana pendek.
Bisnis supermarket Bob berkembang pesat, sampai ke agribisnis, khususnya hortikultura, mengelola kebun sayuran untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Oleh karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.
Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu dimulai kegagalan. Wirausaha perjalanan tidak semulus seperti yang diharapkan. Dia dan istrinya terbalik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting adalah kemauan, komitmen, keberanian untuk mencari dan menangkap peluang.
Dalam pikiran seseorang sambil melakukan sesuatu yang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yaitu pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah dilakukannya. Kelemahan dari banyak orang, pemikir terlalu banyak untuk membuat rencana sehingga tidak segera bergerak. "Tindakan yang paling penting," kata Bob.
Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya bahwa ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Bob keberhasilan proses ini berbeda dari prevalensi, itu harus dimulai dari ilmu pengetahuan dan praktek, dan menjadi terampil dan profesional.
Menurut Bob, banyak orang yang mulai dari pengetahuan, berpikir dan bertindak semua-kuat, sombong, karena mereka merasa memiliki pengetahuan daripada yang lain.
Sementara Bob selalu fleksibel untuk pelanggan, mendengarkan saran dan keluhan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan untuk menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu dia selalu berusaha yang terbaik untuk melayani pelanggan.
Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Kem Chicks Semua anggota keluarga harus saling menghargai, tidak ada yang besar, semuanya memiliki fungsi dan kekuasaan.
Anak guru
Kembali ke tanah air mereka pada 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya satu tekad, bekerja sendiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang menjadi kepala sekolah di Tanjungkarang SMP dan SMA, meninggal ketika Bob berusia 19.
Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Saat itu, Kemang tenang daerah, masih berbohong ladang dan kebun. Sementara yang lain mobil ditaksikan, Bob driver sendiri.
Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang kembali, tetapi berita kecelakaan mobil yang menghancurkan. "Hatiku hancur," kata Bob. Hilangnya pendapatan, Bob kemudian bekerja sehingga pekerja konstruksi. Bahkan, jika ia, istrinya, Soelami Soejoed, dengan pengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan situasi. Tapi Bob bersikeras, "Aku adalah kepala keluarga saya harus mencari nafkah.."
Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima karunia 50 kenalan ayam ras, Sri Mulyono Herlambang. Bob menanjak dari sini: Dia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha sayur sistem pertanian hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah "warung" shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.
"Aku hidup fantasi," kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak dan kemudian memberikan contoh fantasi, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. "Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga yang banyak," kata Bob.
Om Bob, panggilan akrab untuk anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan. Baginya, lapangan dipraktekkan sekarang bukan terbatas. Oleh karena itu ia tidak ingin membayangkan bahwa segala macam.
Haji ini tampak aneh, penggemar berat musik klasik dan jazz. Beberapa saat yang paling indah dia, dalam doa bersama istri dan dua anak.
Nama:
Bob Sadino
Lahir:
Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933
Agama:
Islam
Pendidikan:
-SD, Yogyakarta (1947)
-SMP, Jakarta (1950)
-SMA, Jakarta (1953)
Karir:
-Karyawan Unilever (1954-1955)
-Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)
Single-pemilik Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
Presiden Direktur PT Boga Catur Rata-
-PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
Kem-PT Farms (kebun sayur)
Wednesday, March 7, 2012
Bisnis Kaos Konveksi
Konveksi Bandung - Ada beberapa hal yang harus kita pikirkan untuk memulai bisnis kaos, terutama dalam target pemasaran. Kita harus memiliki insting dan kepercayaan diri, lahan mana yang akan kita terjuni, apakah kalangan atas, kalang menengah atau kalangan bawah. itulah target pemasaran kita secara global. Untuk memluainya kita pun harus lebih mengerucutkan kembali mana tempat market kita, seperti ibu-ibu , remaja, anak-anak atau semua golongan.
Setelah kita bisa memetakan kalangan pasar kita, maka kita bisa produksi suatu barang yang sesuai dengan keinginan konsumen kita.
Untuk Menegah keatas kita harus bisa mendesign pakaian atau produk kita se mewah mungkin, dimana dengan membeli pakain kita para konsumen akan merasa bangga. itu lah sedikit kiat memulai produksi.
see u.
Setelah kita bisa memetakan kalangan pasar kita, maka kita bisa produksi suatu barang yang sesuai dengan keinginan konsumen kita.
Untuk Menegah keatas kita harus bisa mendesign pakaian atau produk kita se mewah mungkin, dimana dengan membeli pakain kita para konsumen akan merasa bangga. itu lah sedikit kiat memulai produksi.
see u.
Subscribe to:
Posts (Atom)